Alat Ukur, demi kepastian dan keadilan ( terutama buat Sangkuriang )
Dalam kehidupan sehari-hari, udah pasti setiap orang selalu menemui dan bersentuhan dengan alat ukur, seperti jam untuk alat ukur waktu, penggaris, odometer mobil atawa motor, kalender, timbangan dan bahkan uang sebagai alat ukur untuk transaksi (unit of account) dan penyimpan kekayaan (store of value).
Kenapa sih manusia ampe repot2 mau bikin alat ukur yang standar? Alasan yang paling cepet terlintas di kepala adalah kepastian dan keadilan.
Saya tahu pasti kalo satu bulan itu 30 hari, jadi di setiap awal bulan berikut saya yakin akan dapat gaji, masalah gaji dipotong utang koperasi atau kena potongan absen, itu urusan belakangan.
Soal keadilan, ini masalah yang paling sensitive. Setiap orang menghendaki keadilan. Tanpa adanya alat ukur yg standar, urusan keadilan bikin repot, apalagi kalo ngikutin perasaan. Misal, 1 hari kan 24 jam, trus mana yg lebih lama, 1 hari tapi abis gajian atau 1 hari sambil nunggu gajian. Perasaan saya sih, lama yag kedua.
Kalo ada yang pengen tau sejarah alat ukur, bisa baca di wikipedia, inventors.about.com, physics.nist.gov atawa history world.
Ringkasannya, awal mula satuan panjang ditentukan oleh ukuran tubuh manusia, seperti inci berasal dari ukuran jempol, “feet” berasal dari ukuran kaki raja/penguasa sedangkan ukuran jarak “mile” bagi bangsa Romawi adalah seribu langkah prajurit Romawi.
Namun, ukuran tsb akan berubah bila digunakan oleh orang yg berbeda serta dengan semakin luasnya wilayah kerajaan Romawi yg menguasai bangsa2 yg berbeda dalam penggunaan alat ukur, maka alat ukur yg menggunakan tubuh manusia sebagai patokan menjadi sangat merepotkan. Solusinya, dibuatlah sebuah batang atau tongkat yang mempunyai ukuran tertentu untuk dijadikan patokan. Bangsa Mesir dan Mesopotamia, menyimpan batang atau tongkat yg jadi patokan di kuil mereka.
Selanjutnya untuk ukuran berat, bangsa Mesir dan juga Mesopotamia menyimpan besi yang jadi ukuran standar dalam jual-beli. Besi tsb juga disimpan di kuil mereka, sehingga siapapun dapat menggunakannya untuk mengecek kebenaran timbangan. Jadi tercapai deh prinsip kepastian dan keadilan bagi penjual maupun pembeli.
Trus disebutkan, penentuan alat ukur waktu seperti jam, hari, bulan, musim semuanya itu berasal dari hasil pengamatan manusia terhadap benda2 langit seperti matahari, bulan dan bintang. Sebelum ada jam tangan orang dulu pake jam matahari, jam pasir atau jam air untuk menghitung waktu yang telah dipakai untuk menyewa suatu barang . Ngomong soal alat ukur waktu, jadi inget cerita Sangkuriang. Seandainya dia pake patokan yg lebih stabil selain dari suara kokok ayam, udah pasti tujuannya tercapai. Coba dia bilang batas akhir pembuatan candi adalah bayangan keris sama dengan tinggi keris, itu akan memberikan kepastian dan keadilan buat dia.
Tinggal uang yang belum diomongin nih. Sejarah uang meliputi sejarah umat manusia sejak ribuan tahun yang lalu, mulai dari barter, penggunaan kerang, kulit binatang, emas , perak dan sekarang uang fiat.
Berdasar catatan sejarah, yang paling lama digunakan sebagai uang tidak lain dan tidak bukan adalah logam mulia (Emas dan Perak). Bangsa Mesir telah menggunakan emas sebagai mata uang sejak tahun 5000 sebelum masehi. Sejak abad 9 masehi sampai abad 15 masehi, Bangsa Cina pernah menggunakan kertas sebagai mata uangnya. Penggunaan uang kertas ini tidak berlangsung lama karena pada akhirnya uang kertas Cina mengalami inflasi luar biasa. Selain Cina, sampai dengan tahun 1971 seluruh bangsa2 yg sudah maju peradabannya tetap menggunakan emas/perak sebagai mata uang atau menggunakan uang kertas yang nilainya berdasarkan cadangan emas atau perak (Gold Standard). Sejak tahun 1971, dunia mulai mnggunakan uang fiat sebagai mata uangnya. Disebut sebagai uang fiat karena nilainya tidak berdasarkan cadangan emas/perak yang dimiliki tetapi berdasarkan keputusan pemerintah, dimana warga negara dari suatu pemerintahan wajib menggunakannya berdasarkan undang-undang. Kata “fiat” berasal dari bahasa Latin yang terjemahan inggrisnya “Let it be done”.
Dari cerita sejarah diatas, demi kepastian dan keadilan, manusia memerlukan standar alat ukur yang stabil, 1 meter besi sekarang akan sama panjangnya dengan 1 meter besi 10 tahun lagi, 1 kg kapuk sama beratnya dengan 1 kg besi, ditahun 2020 satu hari tetap 24 jam. Sayangnya, uang fiat sebesar 10 juta sekarang nggak akan sama nilainya ditahun 2020.
8:43 PM
|
Labels:
Dinar Emas
|
This entry was posted on 8:43 PM
and is filed under
Dinar Emas
.
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
0 comments:
Post a Comment