Bagi yang berminat untuk membeli Dinar Emas/Dirham Perak atau membutuhkan penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi saya,
Hafidz Iskandar di nomor telepon 0813 - 114 22 801
Jam kerja : Senin - Jumat (kecuali hari libur) 08.00 WIB - 16.00 WIB

Tingkat Bunga ( Interest Rate), Definisi, efek terhadap masyarakat serta bagaimana menghindarinya


Tingkat Bunga / Interest Rate adalah harga untuk meminjam uang. Sebagaimana harga telur adalah 12 ribu untuk setiap kilogram, maka harga dari sebuah pinjaman biasanya dalam bentuk satuan prosentase.

Harga adalah hasil dari proses permintaan (demand) dan penawaran (supply) dalam suatu pasar. Naik/turunnya harga dipengaruhi oleh naik turunnya permintaan dan/atau penawaran. Harga telur bisa naik bila demand telur meningkat atau supply telur berkurang. Permintaan dan penawaran telur dipengaruhi oleh adanya impor telur ataupun adanya wabah penyakit seperti flu burung.


Pasar tidak harus selalu ada dalam bentuk fisik bangunan. Dua orang yg bertransasksi di tengah hutan bisa disebut pasar karena dalam transaksi tersebut terjadi proses permintaan dan penawaran.

Permintaan dan penawaran terhadap tingkat bunga dipengaruhi oleh preferensi waktu (time preference) yaitu tingkat preferensi kepuasan yang diperoleh dalam menggunakan uang di waktu sekarang daripada di waktu yang akan datang.

Selain time preference, anggapan bahwa uang adalah suatu barang komoditas yang dalam proses jual-beli harus menghasilkan keuntungan merupakan alasan yang dipakai oleh para penggemar bunga untuk menerapkan tingkat bunga dalam kehidupan mereka.

Contoh sederhana tentang time preference adalah seandainya saya memiliki uang 100 dan saya biasanya hanya mengkonsumsi 50, maka masih ada 50 yang bisa saya tabung, investasikan atau sedekahkan. Bila ada yg ingin meminjam ke saya 50, maka pasti akan saya berikan tanpa tambahan sepeserpun karena saya hanya mengkonsumsi 50. Bila ada yang ingin meminjam 80, maka saya harus mengurangi konsumsi saya sebanyak 30. Karena saya harus mengurangi konsumsi saya sekarang dan baru bisa mengkonsumsi sebanyak 30 dimasa yg akan datang setelah pinjaman dilunasi, maka saya merasa mengalami kerugian. Untuk menutupi kerugian tersebut maka saya harus mendapat imbalan berupa bunga yang besarnya tergantung hasil dari permintaan saya dan penawaran peminjam.

Dalam suatu pasar yang masih murni tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Semakin banyak orang yang menabung, semakin rendah tingkat bunga . Demikian juga sebaliknya, berkurangnya tabungan membuat tingkat bunga naik. Jadi tingkat bunga akan selalu naik turun mengikuti jumlah tabungan sebagai refleksi dari time preference. Lalu bagaimana efeknya bila dalam pasar tersebut terdapat bank yang menerapkan sistem fractional reserve banking ?.

Sederhananya, bank memiliki fungsi sebagai intermediari/perantara antara pihak yang ingin menyimpan uang dengan pihak yang memerlukan uang. Keuntungan yang diperoleh bank salah satunya berupa selisih antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman.

Dalam kondisi normal, penambahan jumlah simpanan di bank menunjukkan bahwa time preference sedang rendah sehingga tingkat bunga pun rendah. Hal ini dilihat oleh pengusaha sebagai sinyal bahwa banyak uang menganggur yang dapat mereka pergunakan untuk berusaha di bidang2 yang belum digarap. Tetapi bila simpanan di bank menurun berarti time preference sedang tinggi dan mengakibatkan tingkat bunga naik.

Oleh karena time preference selalu berubah-ubah, maka tingkat bunga pun akan selalu naik turun. Hal ini tidak disukai oleh pengusaha karena tidak memberikan kepastian tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari hasil usahanya nanti. Untuk memberikan kepastian, maka pemerintah melalui bank sentral sesuai dengan tugas dan fungsinya menetapkan besaran tingkat bunga.

Salah satu tugas dan fungsi bank sentral adalah menetapkan tingkat bunga. Tujuannya adalah bila ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka bank sentral menurunkan tingkat bunga sehingga tercipta lapangan kerja dan bertambahnya kemakmuran rakyat, namun bila pertumbuhan tsb terlalu cepat maka bank sentral menaikkan tingkat bunga untuk menghindari permintaan uang yg berlebihan, inflasi dan kenaikan harga.

Karena harga adalah hasil dari proses permintaan dan penawaran sedangkan tingkat bunga adalah harga dari sebuah pinjaman maka untuk menurunkan tingkat bunga pemerintah dari sisi permintaan harus mengurangi hutangnya atau dari sisi penawaran mencari tambahan dana untuk dipinjamkan dengan cara menaikkan pajak atau menambah jumlah uang beredar.

Sebagian besar pemerintahan moderen adalah pemerintahan yang gemar berhutang, sehingga sulit bagi pemerintahan tersebut untuk menurunkan tingkat bunga dengan cara menurunkan tingkat hutang pemerintah. Jalan lain yang dapat dilakukan adalah dengan menaikkan pajak atau jumlah uang beredar. Menaikkan pajak bukan kebijakan yang popular bagi pemerintahan manapun. Melalui bank sentral dan sistem perbankan yang menggunakan fractional reserve banking, memungkinkan bagi pemerintah untuk menambah uang yang beredar dalam jumlah yang cukup untuk menurunkan tingkat bunga.

Lalu bagaimana efek tingkat bunga terhadap masyarakat?

Bunga (interest) adalah sesuatu yang diharamkan oleh semua agama baik Islam, Kristen maupun Yahudi.

Bila seseorang berhutang 1 gr emas dengan tingkat bunga 2% saja 1500 tahun yang lalu dan keturunannya sekarang ingin melunasi hutang tersebut, maka diperlukan emas sebanyak 7.947.996,05 ton untuk melunasi hutang kakek buyutnya. Jumlah emas yang ada diseluruh dunia saat ini kurang dari 160.000 ton. Dunia dan seisinya tidak cukup untuk melunasi hutang dan bunganya.

Andaikan hanya Bank X yang memiliki hak untuk menciptakan uang. Kemudian Bank X menciptakan uang sebanyak 10.000 untuk dipinjamkan ke PT A selama 1 tahun dengan bunga 10%. Di akhir tahun PT A harus mengembalikan pinjaman tersebut ke Bank X sebanyak 11.000. Bagaimana PT A akan mampu membayar hutangnya? Uang yang dia miliki hanya 10.000 Bank X pun hanya mencetak uang sebanyak 10.000. PT A masih kekurangan uang sebanyak 1.000. Darimana PT A akan mendapatkan uang sebanyak 1.000 ? Cuma ada dua pilihan. Dia jual harta yang dimilikinya senilai 1.000 ke Bank X atau pinjam uang lagi ke Bank X. Bila Bank X mau menciptakan uang sebanyak 1.000 untuk dipinjamkan ke PT A yg selanjutnya akan digunakan untuk membayar hutang PT A ke Bank X, maka PT A akan tetap memiliki hutang ke Bank X sebesar 1.000 ditambah bunga 10% jadi 1.100. Sementara itu, uang yang ada yang sudah diciptakan oleh Bank X hanya sebanyak 11.000. PT A sekarang sudah tidak punya uang lagi namun masih harus bayar ke Bank X sebesar 1.100. Darimana PT A mendapatkan uang sebanyak itu? Pinjam lagi ke Bank X??? Terlihat jelas, bunga /interest /usury /riba dapat memperbudak pihak yang berhutang selamanya.

Dalam setiap transaksi ekonomi akan selalu melibatkan dua atau lebih komoditas untuk dipertukarkan. Pertukaran 7 ekor kambing dengan 1 ekor sapi, adalah suatu transaksi dalam system barter. Di masa sekarang transaksi penjualan/pembelian barang/jasa menggunakan perantara alat pertukaran (medium of exchange) berupa uang fiat.

Transaksi yang melibatkan komoditas yang berbeda dalam jenis maupun sifat akan mempengaruhi permintaan (demand) dan penawaran (supply) dari masing-masing komoditas. Secara agregat permintaan dan penawaran komoditas tersebut akan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga keadaan keseimbangan ekonomi (economic equilibrium) akan selalu terjaga. Contoh, desa A memiliki kambing 7 ekor dan desa B memiliki 1 ekor sapi. Harga 1 ekor sapi adalah 7 ekor kambing. Kedua desa setuju untuk membarter 7 ekor kambing dengan 1 ekor sapi. Sebelum terjadi barter kondisi di kedua desa adalah terdapat penawaran(supply) 7 ekor kambing dan 1 ekor sapi. Dengan adanya permintaan (demand) dari desa A terhadap 1 ekor sapi dan permintaan dari desa B terhadap 7 ekor kambing maka terjadilah barter antara keduanya. Setelah barter terjadi kondisi di kedua desa tersebut tetap sama yaitu terdapat 1 ekor sapi dan 7 ekor kambing. Baik sebelum maupun sesudah barter kondisi ekonomi kedua desa tersebut tetap dalam keseimbangan.

Apa jadinya bila terdapat transaksi yg melibatkan komoditas yang sama baik jenis maupun sifatnya? Apakah keseimbangan ekonomi tetap terjaga? Contoh, Y meminjamkan 900 dinar emas ke Z dengan syarat Z harus melunasinya dalam 1 bulan sebanyak 909 dinar emas. Pada saat jatuh tempo ketika Y menagih hutang Z, muncul demand terhadap dinar emas sebanyak 900 dan demand tambahan sebanyak 9 dinar emas untuk membayar bunga. Pada contoh transaksi kambing dan sapi, supply maupun demand saling mengeliminir. Namun, pada contoh dinar emas ini, demand terhadap dinar emas tidak disertai dengan supply komoditas yang lain, sehingga demand dinar emas tidak bisa dieliminir/dihilangkan. Dengan tidak hilangnya demand tambahan sebanyak 9 dinar emas ini hanya akan memberikan demand artifisial terhadap dinar emas. Demand palsu ini sampai kapanpun tidak akan hilang, kecuali Y menghapuskan hutang bunga Z. Secara agregat, demand artificial ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan ekonomi berupa kelangkaan supply dinar emas. Hukum yang berlaku di alam dunia ini adalah hukum keseimbangan. Semua orang tahu tentang hukum keseimbangan alam ini. Semua orang juga tahu apa akibatnya bila terjadi ketidakseimbangan alam.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, untuk menurunkan tingkat bunga pemerintah menambah supply pinjaman yang berarti menambah supply uang beredar. Dalam system fractional reserve banking, setiap kali pemerintah menambah jumlah uang beredar akan selalu menambah jumlah simpanan yang ada di bank. Penambahan simpanan bank ini memberikan sinyal artifisial/palsu kepada pengusaha yaitu berupa sinyal yang mengatakan bahwa time preference terhadap uang sedang rendah. Padahal kenyataannya yang terjadi adalah karena pemerintah menambah jumlah uang beredar.

Dengan keyakinan bahwa sinyal yang mereka terima adalah benar maka pengusaha berbondong2 meminjam dana ke bank untuk berinvestasi di bidang2 yang belum digarap dan menghasilkan keuntungan. Namun, menurut Murray N. Rothbard dalam bukunya yang berjudul “America’s Great Depression”, sinyal yang salah ini hanya akan mengakibatkan “malinvestment”. “Malinvestment” ini harus dikoreksi. Depresi Besar yang terjadi di Amerika tahun 30-an menurut Murray N. Rothbard adalah bentuk dari koreksi tersebut.(Bisa dibaca di www.mises.org)

Telah diketahui bahwa inflasi adalah bertambahnya jumlah uang beredar. Bila upaya yang dilakukanoleh suatu pemerintahan untuk menurunkan tingkat bunga dengan cara menambah jumlah uang beredar, maka efek yang ditimbulkannya adalah naiknya tingkat inflasi. Telah diketahui pula inflasi adalah hal yang merugikan karena inflasi adalah “pencurian tersembunyi” terhadap daya beli mata uang suatu masyarakat. Inflasi membuat harga barang/jasa naik.

Namun, ternyata ada elemen masyarakat yang diuntungkan oleh inflasi. Karena efek inflasi berupa kenaikan harga tidak serta merta terjadi, harus melalui proses, mereka yang paling pertama memperoleh tambahan uang beredar adalah yang paling untung. Dana yang mereka terima dapat mereka gunakan untuk membeli barang pada harga sebelum terjadi kenaikan.

Siapa yang paling rugi? Tentunya bagian masyarakat yang paling belakangan menerima penambahan uang beredar, yaitu orang2 yang tidak terlibat dalam system ekonomi modern, yaitu mereka2 yang nyaris tidak bersentuhan dengan system perbankan, yaitu orang2 yang berpenghasilan rendah seperti tukang gali saluran, ibu2 tua pemecah batu, pensiunan pegawai golongan rendah, anak yatim piatu, janda2 tua.

Bagaimana caranya menghindari efek negatif dari bunga, usury, interest, riba ini? Yang pasti jangan sampai terlibat didalamnya. Namun, meskipun sudah tidak terlibat, kita pasti tetap akan mengalami dampaknya. Yang terbaik yang dapat dilakukan adalah meminimalisasi dampak tersebut terhadap diri dan keluarga kita.

Berinvestasi dalam dinar emas dapat meminimalisasi dampak2 negatif diatas. Dinar Emas tidak terkena dampak inflasi. Naik turunnya harga dinar emas semata karena pengaruh supply dan demand. Dinar emas adalah koin emas 22 karat dengan berat hanya 4,25 gr. Dengan demikian, apabila ada keperluan untuk sekolah anak, biaya rumah sakit ataupun keperluan mendadak lainnya, kita tidak perlu mencairkan seluruh investasi kita. Cairkan hanya secukupnya saja. Untuk menjualnya pun tidak perlu repot, bisa jual ke Prospek Dinar atau toko emas atau PT Antam. Berbeda misalnya bila kita berinvestasi dalam bentuk tanah ataupun rumah. Meskipun harganya naik, begitu kita perlu belum tentu ada yang mau beli dan juga bila kita hanya memerlukan biaya yang tidak begitu besar tetap saja harus menjual dalam bentuk satu unit rumah.








Disclaimer :
Tulisan ini hanya sebatas ilustrasi semata. Meskipun tulisan ini diambil dari sumber-sumber yang umumnya dapat dipercaya, penulis, Prospek Dinar dan semua pihak yang berhubungan dengannnya tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun yang diperoleh pihak manapun karena penggunaan tulisan ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menjadi kewajiban dan tanggung jawab pembaca untuk mengkaji sendiri dari sumber manapun dalam penentuan pilihan investasinya

0 comments:

Designed by Posicionamiento Web | Bloggerized by GosuBlogger