Bagi yang berminat untuk membeli Dinar Emas/Dirham Perak atau membutuhkan penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi saya,
Hafidz Iskandar di nomor telepon 0813 - 114 22 801
Jam kerja : Senin - Jumat (kecuali hari libur) 08.00 WIB - 16.00 WIB

Penggambaran sederhana mengenai Proses Penciptaan Uang (Money Creation)

Pada awalnya, manusia menggunakan emas dan perak sebagai uang. Penggunaan emas dan perak ini karena keduanya dapat diandalkan untuk memenuhi fungsi uang yang paling dasar yaitu sebagai alat tukar (medium of exchange), sebagai alat penyimpan kekayaan (store of value) dan sebagai satuan alat ukur (unit of measurement).

Kerajaan Romawi menggunakan emas sebagai mata uang dengan nama Denarius. Sedangkan Kerajaan Bizantium menggunakan perak sebagai mata uang dengan nama Drachma. Baik kerajaan Romawi maupun Kerajaan Bizantium telah berhubungan dagang dengan bangsa Arab sejak lama. Oleh karena lidah orang Arab kagak sama dengan lidah orang Romawi atawa orang Bizantium, maka denarius dan drachma diucapkan menjadi dinar dan dirham oleh orang Arab.


Dalam masyarakat yg menggunakan emas dan perak sebagai mata uang, tentunya disana tetep aja ada yang miskin dan ada yang kaya. Salah satu orang kaya diantara mereka adalah saudagar emas perhiasan (Goldsmith). Untuk menyimpan persediaan emasnya, saudagar ini memiliki ruang/tempat khusus yang dijamin aman.

Seiring dengan berjalannya waktu, saudagar emas berpikiran untuk menyewakan ruang penyimpanan emasnya. Untuk setiap emas yang dititipkan, saudagar emas akan membuat surat yang menyatakan bahwa emas sebanyak sekian dititipkan di saudagar emas fulan. Dan gayungpun bersambut. Orang kaya dan pengusaha perlu tempat untuk menyimpan emas dan perak mereka di tempat aman. Maka orang kaya serta pengusaha pun berbondong-bondong ke tempat saudagar emas untuk menitipkan emasnya dan membayar sejumlah tertentu untuk biaya penitipan.

Untuk menutup transaksi perdagangan skala besar, pengusaha merasa keberatan bila harus membawa-bawa emas. Oleh karena itu, mereka pun dalam melakukan transaksi akhirnya memakai cara yang simpel yaitu dengan memberikan kertas tanda bukti penitipan emas sebagai alat pembayaran. Lawan transaksi mau menerimanya karena yakin bahwa kertas tanda bukti tsb memang benar2 bisa ditukar dengan emas kapanpun dia kehendaki.

Saudagar emas perhiasan memperhatikan makin lama orang2 makin lebih menyukai bertransaksi dengan menggunakan kertas tanda bukti yang dikeluarkannya dan makin sedikit sekali orang yang mengambil emas yang dititipkan kepadanya.Hal ini membuktikan satu hal, yaitu bahwa orang2 percaya kepadanya. Orang2 percaya kepada kertas tanda bukti yang dia buat. Orang2 percaya bahwa saudagar emas adalah orang yang dapat dipercaya.

Tiba2 saudagar emas merasa dirinya diliputi oleh suatu perasaan luar biasa.Perasaan yang selalu meliputi orang2 yang mempunyai kekuasaan. Suadagar emas merasa dirinya orang yang berkuasa karena dengan sebab kepercayaan orang kepadanya, dia bisa membuat tanda bukti aspal, asli tapi palsu. Asli karena dia sendiri yang buat, palsu karena tidak didukung dengan adanya tambahan penyimpanan emas.

Perasaan berkuasa susah untuk dikendalikan, ditambah lagi dengan keinginan untuk memperkaya diri sendiri. Hanya sebagian kecil orang yang terbiasa mengendalikan diri yang mampu melawan perasaan dan keinginan tersebut. Namun, saudagar emas hanyalah seorang manusia biasa. Maka dia buatlah tanda bukti aspal sebanyak yang dia inginkan. Tanda bukti aspal ini dia gunakan untuk memberikan pinjaman kepada siapa saja yang membutuhkan modal ataupun hanya untuk konsumsi. Tentu saja pinjaman ini tidak gratis. Peminjam harus membayar bunga kepadanya. Dari bunga inilah dia memperoleh kekayaan berlipat ganda. Belum lagi keuntungan yang dia peroleh kalo ada yang default, gak mampu bayar utang dan bunga.

Cuma satu yang dia khawatirkan. Jangan sampai semua pemegang tanda bukti berkeinginan untuk menukarnya dengan fisik emas secara bersama-sama dan sekaligus.Bila ini terjadi, kebangkrutan adalah nasib yang dia mesti jalani. Karena dia dan hanya dia ,yaitu saudagar emas, yang tahu bahwa jumlah simpanan emas yang ada di tempat penyimpanannya hanya sebagian kecil (a fraction) dibandingkan dengan jumlah tanda bukti yang telah dia keluarkan.

Begitulah awal mulanya terbentuk sebuah lembaga yang bernama Bank dan penemuan metode fractional reserve banking.

Pada jaman sekarang ini dimana emas tidak lagi menjadi mata uang, emas tidak lagi menjadi simpanan utama suatu bank sentral serta adanya fractional reserve banking, maka timbul pertanyaan “Darimana datangnya uang fiat yang sekarang dipakai?”.

Proses penciptaan uang fiat adalah suatu proses yang sangat sederhana dan mudah. “It’s peanut!” kata orang bule. Saking sederhana dan mudahnya, hampir2 otak tidak dapat mempercayainya. “Mind blowing!” kata orang bule yang lain.

Proses penciptaan uang fiat melibatkan tiga pihak yaitu pemerintah, bank sentral dan bank.

Bila pemerintah membutuhkan uang, maka pemerintah menerbitkan surat tanda berhutang (IOU / I Owe You). Kalo di Amerika, IOU pemerintah bisa berbentuk Treasury Bonds / T-Bonds. T-Bonds ini merupakan janji pemerintah untuk membayar pembeli T-Bonds sejumlah uang ditambah bunga pada saat jatuh tempo. Melalui agen penjualan (broker) T-Bonds dijual ke bank sentral.

Oleh bank sentral, IOU pemerintah ini dicatat sebagai “aktiva” atau sebut saja piutang untuk mudahnya. Sebagaimana halnya seseorang yang memberikan pinjaman ke orang lain sebesar 100, maka orang yg memberi pinjaman akan mencatat di buku catatannya di sisi penerimaan berupa “piutang” ke orang lain 100 dan mencatat di sisi pengeluaran berupa pengeluaran uang “kas” sebesar 100. Demikian juga dengan bank sentral. Di sisi pengeluaran, bank sentral mencatatnya sebagai “cadangan (reserve) Bank A”. Bank A adalah bank dimana rekening pemerintah berada.

Dalam sistem fractional reserve banking, setiap bank baik bank pemerintah maupun bank swasta wajib mempunyai cadangan di bank sentral atas simpanan masyarakat yang besarnya tergantung kebijakan bank sentral. Misalkan saya punya simpanan di Bank A sebanyak 100, sementara bank sentral mewajibkan cadangan 10 %, maka Bank A wajib menempatkan cadangan sebanyak 10 di bank sentral. Selanjutnya, penambahan cadangan Bank A di bank sentral dicatat oleh Bank A disisi pengeluaran sebagai “cadangan di bank sentral” sedangkan di sisi penerimaan dicatat sebagai “penambahan saldo rekening pemerintah”.

Selanjutnya pemerintah mencairkan dananya di rekening Bank A untuk disebar ke masyarakat melalui belanja dan proyek pemerintah, seperti misalnya untuk bayar gaji pegawai, beli ATK kantor, bikin gedung dsb. Untuk memenuhi permintaan pencairan dana pemerintah, Bank A juga mencairkan cadangannya yang ada di bank sentral.

Bila pemerintah minta pencairan dananya dalam bentuk uang kertas, maka Bank A pun mencairkan cadangannya dalam bentuk uang kertas. Permintaan ini direspon oleh bank sentral dengan cara meminta percetakan untuk mencetak uang kertas sebanyak yang dibutuhkan. Setelah tinta uang kertas nya kering, maka bank sentral pun mengirimkan uang kertas tersebut ke Bank A.

Selesailah sudah proses penciptaan uang fiat.

Gampang kan? Hanya dengan pencatatan sederhana oleh bank sentral, ujug-ujug nongol tuh duit. Ajiib!! Kayak sulap euy! “Out of thin air!” kata orang bule.

Biar tambah yakin silahkan baca artikel berjudul “Modern Money Mechanics” di http://landru.i-link-2.net/monques/mmm2.html. Bagi yang punya koneksi internet high speed bisa liat klip videonya di YouTube http://www.youtube.com/watch?v=vm3DixfL9o0

Sebagai penutup, perlu diketahui bahwa proses penciptaan uang di bank sentral hanya berskala kecil. Skala yang lebih besar terjadi di bank dengan menggunakan sitem fractional reserve banking. Selain bank pemerintah dan swasta, lembaga keuangan non-bank pun bisa menciptakan uang, demikian juga dengan transaksi keuangan yang menggunakan leverage.

0 comments:

Designed by Posicionamiento Web | Bloggerized by GosuBlogger