Tingkat Marginal Utility Emas adalah konstan
Masih ingat istilah “marginal utility”?
Sekedar mengingatkan, per definisi, kurang lebihnya adalah nilai/kepuasan yang diperoleh seseorang dari setiap penambahan barang yang dikonsumsi/diperoleh.
Kalo “Declining Marginal Utility”, adalah menurunnya nilai/kepuasan yang diperoleh seseorang dari setiap penambahan barang yang dikonsumsi/diperoleh.
Sebagai contoh, bila seseorang makan steak, kepuasan yang diperoleh dari satu porsi steak yang pertama dia makan lebih besar dari satu porsi steak yang kedua, kepuasan dari satu porsi steak yang kedua lebih besar dari satu porsi steak yang ketiga, demikian seterusnya untuk setiap penambahan satu porsi steak berikutnya. Bahkan, bila steak yang dimakan melebihi kapasitas perutnya, bukan kepuasan yang didapat tetapi penyakit akan dia peroleh.
Bagaimana dengan penambahan jumlah anak? Hal ini berbeda karena setiap anak adalah spesial.
Kalo penambahan hasil panen bagi petani? Berbeda juga karena hasil panen tsb akan dijual lagi oleh petani, bukan dikonsumsi.
Trus, masih ingat paradoks air dengan berlian (paradox of water and diamond)?
Disebut paradox karena air yang begitu penting bagi kehidupan manusia kok bisa-bisanya berharga murah banget sedangkan berlian yang gak bisa dimakan, harganya selangit.
Para ekonom menjelaskan, air harganya murah karena banyaknya persediaan/supply, sedangkan berlian berharga mahal padahal hanya berfungsi sebagai perhiasan karena berlian itu barang yang langka (scarce), hanya ada dalam persediaan/supply yang terbatas.
Saya dirumah hanya menyimpan air minum sebanyak 3 galon untuk 1 minggu, seandainya tiba-tiba saya mendapat penambahan satu mobil tanki air minum gratis, hal itu tidak menambah manfaat bagi saya bahkan merugikan saya karena 3 galon air yang telah saya beli menjadi tidak bernilai.
Lain halnya dengan berlian, kalo ada yang memberi saya berlian sebesar mobil tanki air, udah pasti dah dia saya jadikan kerabat kalo dia laki-laki.
Demikian yang saya baca di Wikipedia.
Kembali ke marginal utility, saya jadi pingin tahu, uang fiat dan emas terkena teori diminishing marginal utility gak ya?
Uang fiat yang ada di dunia ternyata banyak sekali jumlahnya. Kalo liat di artikel wikipedia tentang Money Supply, jumlah uang beredar diberi lambang M. Ada 4 macam M, yaitu :
M0 = Jumlah uang yg secara fisik beredar (uang kartal)
M1 = Jumlah uang kartal ditambah demand deposit (uang giral).
M2 = M1 + deposito, tabungan
M3 = M2 + deposito bernilai besar, dana institusi pasar uang (institutional money-market fund), short-term repurchase agreement. M3 merupakan alat ukur yang digunakan oleh ekonom untuk mengestimasi jumlah seluruh uang yang beredar.
Ambil contoh jumlah seluruh uang yang beredar (M3) dalam bentuk dollar Amerika Serikat (US$). Data ada di artikel Wikipedia tentang Gold as an Investment. Sayangnya, data M3 untuk tahun 2008 tidak tersedia, karena sejak Maret 2006, Federal Reserve sudah tidak lagi mempublikasikan M3 ke umum. (Why?) Yang ada data M3 untuk tahun 2005 sebesar US$ 10,7 triliun, atau dengan kurs 1 USD = Rp 9.500, maka M3 thn 2005 adalah Rp 101.650 triliun
Sementara data M3 US$ yang saya peroleh dari dari www.nowandfutures.com, awal 2007 adalah sebesar kurang lebih US$ 11,5 triliun., kalo pake kurs 1 USD = Rp 9.500 maka M3 US$ adalah Rp 109.250 triliun, atau lebih dari 121 kali APBN 2008 yang “hanya” sebesar kira2 Rp 900 triliun. Banyak kan?
Saya jadi inget, belakangan ini sering mendengar orang2 bilang “Jaman sekarang, duit kayak air!”. Baru sekarang saya ngerti.
Karena uang yang beredar banyak, maka setiap tambahan US$ 1.000 yang saya dapatkan nilainya bagi saya menjadi berkurang, begitu? Bagaimana mungkin!
Untuk menjawab pertanyaan ini, ekonom yang bernama Ludwig Von Mises menjelaskan bahwa nilai uang terbagi dua yaitu :
1. Subjective Value of Money
Persepsi seseorang terhadap kegunaan uang (mis. Sebagai alat tukar)
2. Objective Value of Money
Daya beli (purchasing power) dari uang itu sendiri.
Pertanyaan diatas timbul karena melihat uang dari sisi subjective value of money, sedangkan teori declining marginal utility berlaku terhadap uang bila dilihat dari sisi objective value of money.
Contoh berlakunya declining marginal utility US$ dilihat dari sisi objective value of money adalah, misalkan emas yg ada di dunia ini sebanyak 150.000 ton dan uang yang ada di dunia ini hanya US$ sebanyak Rp 101.650 trilyun, maka harga 1 ton emas adalah sebesar kira2 Rp 677 milyar/ton atau Rp 677 juta/kg emas. Kemudian, karena satu dan lain hal, bank sentral Amerika dalam satu tahun tiba2 menambah jumlah M3 menjadi US$ 109.250 trilyun, maka harga emas per kg menjadi Rp 728 juta.(naik 7,5 %).
Dari contoh diatas terlihat bahwa dengan bertambahnya M3 diperlukan lebih banyak uang untuk membeli 1 Kg emas, atau dengan kata lain, daya beli US$ berkurang karena bertambahnya M3.
Bagaimana dengan emas?
Menurut data yang ada di www.goldsheetlinks.com jumlah emas yang sudah ditambang oleh manusia sampai tahun 2006 sebanyak kira2 150.000 ton. Produksi emas tahunan dunia untuk tahun 2006 berada sedikit dibawah 2.500 ton. Menurut berita yang ada di Reuters, produksi emas tahunan secara global akan berkurang.
Bila data diatas digabungkan dengan contoh sebelumnya, maka penambahan 2.500 ton emas selama satu tahun dengan M3 sebesar US$ 109.250 triliun akan mengakibatkan harga emas turun menjadi US$ 716 juta/kg dari sebelumnya US$ 728 juta/kg (turun 1,7 %).
Jadi, uang fiat maupun emas sama-sama terkena teori declining marginal utility, bedanya terletak di tingkat penurunan nilai dan trend penurunan nilai.
Uang fiat tngkat penurunan nilai-nya tinggi (7,5 %) dan tren penurunan nilai-nya akan terus naik karena uang fiat itu buatan manusia.
Sedangkan emas tingkat penurunan nilai-nya rendah (1,7%) dan tren penurunan nilai-nya akan stabil/konstan karena a.l. sulitnya mendapatkan tambang emas baru.
12:10 PM
|
Labels:
Dinar Emas
|
This entry was posted on 12:10 PM
and is filed under
Dinar Emas
.
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
0 comments:
Post a Comment